Gubernur Kaltim Dr H Rudy Mas'ud (Harum) meninjau lokasi rencana SPAM Regional Void Indominco di Void L13 W1 PT Indominco Mandiri (IMM), Jumat 5 September 2025.
Peninjauan ke lokasi rencana Sistem Intake Void IMM dilakukan Gubernur Harum bersama sejumlah Anggota DPRD Kaltim, Sekda Sri Wahyuni, Wali Kota Bontang Hj Neni Moerniaeni dan manajemen IMM.
Gubernur Harum sangat mengapresiasi kolaborasi PT IMM dengan Pemprov Kaltim, Pemkot Bontang dan Pemkab Kutai Timur (Kutim) untuk membangun SPAM Regional ini. Gubernur berharap kegiatan ini bisa segera diselesaikan dan air baku atau air bersih bisa dinikmati masyarakat.
Gubernur Harum menjelaskan rata-rata masyarakat yang teraliri air bersih di Kaltim hanya sekitar 54 persen. Artinya, jika penduduk Kaltim sekitar 4,1 juta jiwa maka sekitar 2 juta jiwa belum menerima distribusi air bersih. Sementara air bersih merupakan hak dasar pelayanan untuk masyarakat.
"IMM memberi contoh yang sangat baik untuk penyediaan air baku atau air bersih. Bagaimana CSR mereka nantinya bisa dinikmati masyarakat Bontang, Kutai Timur dan Kutai Kartanegara," kata Gubernur Harum.
SPAM Regional Void Indominco akan memproduksi air baku dengan kapasitas 250 liter per detik. Dengan besaran kapasitas itu air baku dari lahan eks tambang Indominco itu akan cukup membantu kebutuhan air bersih di Bontang, Kutai Timur dan Kutai Kartanegara.
Gubernur Harum mengungkapkan selambat-lambatnya, air bersih dari Void L13 W1 dan Void L11 N1 PT Indominco Mandiri sudah akan terdistribusi ke masyarakat pada Desember 2025.
"Tentu ini akan sangat membantu dan bermanfaat bagi masyarakat. Apalagi seperti Kota Bontang yang sudah mulai mengalami kekurangan debit air," tegas Gubernur Harum.
Orang nomor satu di Kaltim itu yakin, SPAM Regional Void Indominco ini akan menjadi pilot project dan wajib dicontoh perusahaan-perusahaan lainnya di Kaltim.
Contoh ini sekaligus menegaskan bahwa tidak semua lubang tambang harus ditimbun. Sebab, void tambang ternyata bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat jika dikelola dengan benar. Salah satunya menjadi sumber air baku seperti di IMM.
Terkait keamanan air untuk dikonsumsi oleh masyarakat, Gubernur Harum mengungkapkan secara berkala perusahaan telah melakukan uji laboratorium melalui Sucofindo terkait kelayakan air dari void mereka.
"Kita akan pastikan air yang didistribusikan itu layak dikonsumsi. Kalau tidak layak, tidak akan kita distribusikan. Baik untuk MCK maupun konsumsi masyarakat," tegas Gubernur.
SPAM Regional Void Indominco ini secara langsung akan membantu pemerintah dalam pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM), khususnya bidang kesehatan yang di dalamnya terkait pemenuhan air bersih.
"Tolong segera diselesaikan agar bisa segera bisa dinikmati manfaatnya oleh masyarakat," harap Gubernur.
Kepala Dinas PUPR Pera Kaltim Aji Muhammad Fitra Firnanda menjelaskan total investasi untuk penyediaan air baku 250 liter per detik ini sebesar Rp415 miliar. Terdiri dari kontribusi PT IMM sebesar Rp250 miliar, Pemprov Kaltim Rp135 miliar, Pemkot Bontang Rp20 miliar dan Pemkab Kutim Rp10 miliar.
Pemprov Kaltim sendiri membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan pipa distribusi sepanjang 25 km. Air baku dari Indominco nantinya akan diolah di IPA yang dibangun Pemprov Kaltim dan didistribusikan hingga offtaker yang ditentukan oleh Pemkot Bontang dan Pemkab Kutai Timur. Distribusi selanjutnya ke masyarakat akan dilakukan oleh masing-masing daerah.
Selama kunjungan ke lokasi Void L13 W1, Gubernur Harum didampingi External Affairs Head PT Indominco Mandiri Hasto Pranowo. Sejumlah pimpinan OPD Pemprov Kaltim juga hadir.
Gubernur Harum juga menyempatkan waktu untuk menanam bibit pohon ulin di Arboretum 30 Gemilang.
"Bismillah, kita tanam ulin. Insyaallah setiap tahun akan kita lihat," ucap Gubernur. (sul/yans/adpimprovkaltim)