SAMARINDA - Pemprov Kaltim terus berupaya menggenjot penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) sebagai bentuk transformasi digital, tidak hanya sebagai proses bisnis tetapi juga mempermudah pelayanan publik.
“Perkembangan layanan publik berbasis digital semakin luas. Dalam dua tahun ini kita coba genjot dengan membangun arsitektur SPBE sehingga layanan publik dapat diakses lebih mudah secara digital,” ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim Sri Wahyuni saat menjadi narasumber dalam Dialog Publika TVRI Kaltim bertema Strategi Peningkatan Kompetensi Pimpinan dan ASM dalam Mendukung IKN sebagai Smart City yang disiarkan secara langsung dari Studio TVRI Kaltim di Samarinda, Senin, 25 Maret 2024.
Sri Wahyuni menjelaskan, terjadinya pandemi Covid-19 menjadi momentum transformasi digital. Pascapandemi, transformasi digital semakin berkembang di berbagai sektor, yang mengubah sejumlah aktivitas masyarakat yang sebelumnya offline menjadi online tanpa kontak fisik.
“Indeks masyarakat digital Kaltim cukup tinggi secara nasional,” sebutnya.
Pemanfaatan SPBE di Kaltim yang sudah berjalan dan terus ditingkatkan. Salah satu hasilnya sektor reformasi birokrasi tematik mengalami peningkatan poin.
“Poin kita naik dari sebelumnya 68 menjadi 76 poin. Salah satunya karena upaya kita dalam membenahi arsitektur SPBE,” ujar Sekda.
Dalam kaitan membangun budaya digital, lanjutnya, Pemprov Kaltim dalam dua tahun ini telah melakukan pelatihan digital leadership dengan format chief government information officer, yang diikuti kepala OPD serta pejabat eselon III dengan tujuan membangun budaya digital di lingkungan kerja.
“Bicara digital bukan hanya tugas yang diampu tenaga teknis, tetapi perlu komitmen pimpinan,” tandasnya.
Sekda mengatakan, transformasi digital yang saat ini sudah berjalan mempermudah proses bisnis pelayanan publik. Tidak hanya menyasar satu OPD tetapi semua unit perangkat daerah harus melakukannya sehingga pelayanan publik yang murah dan mudah dapat dilakukan secara digital.
“Arsitektur SPBE yang dibangun tidak boleh terputus. Karena itu kita juga lakukan penguatan kompetensi ASN,” terang Sekda.
Kepala Badan Pengembangan SDM Kementerian Kominfo Hary Budiarto yang menjadi narasumber mengatakan dalam mempercepat transformasi digital, Kemkominfo memiliki beberapa program di antaranya Digital Talent Scholarship.
Program ini merupakan beasiswa yang ditujukan bagi masyarakat umum, mahasiswa, ASN maupun profesional.
“Bukan berupa uang, tetapi berbentuk pelatihan gratis yang dilanjutkan dengan sertifikasi,” kata Hary.
Sementara untuk level pimpinan eselon II dan I ada pelatihan Digital Leadership Academy yang bekerjasama dengan universitas di luar negeri.
“Tujuannya agar para pimpinan mempunyai awareness dan mindset dari negara di luar negeri yang sudah melakukan transformasi digital,” tutupnya. (gie/sul/ky/adpimprov kaltim)
Foto : Hudais