RUPS PT KTMBS dan MMP, Akmal : Optimalkan Penerimaan Daerah

Nety     18x     Berita

SAMARINDA - Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Kalimantan Timur Melati Bakti Satya (KTMBS) dan PT Migas Mandiri Pratama (MMP). Pada kesempatan pertama, Pj Gubernur Akmal Malik banyak mendengarkan laporan terkait progress rencana bisnis dari Direktur Utama (Dirut) PT KTMBS Aji M Abidharta W Hakim.
Setelah mendengar penjelasan Dirut PT KTMBS Aji Abidharta Hakim, Pj Gubernur Akmal Malik meminta perusahaan daerah milik Pemprov Kaltim itu menghitung ulang berbagai rencana bisnis yang akan dilakukan MBS ke depan.
“Yang penting, terjadi peningkatan untuk penerimaan kas daerah. Kalau unit pemerintah mengelola kurang baik, bisa jadi lebih potensial dikelola oleh swasta. Saya minta coba hitung lagi secara komprehensif, mana opsi yang lebih menguntungkan,” pesan Akmal kepada seluruh jajaran PT KTMBS dalam RUPS yang dilaksanakan di Fugo Hotel Samarinda, Jumat (18/10/2024).
Salah satu contoh kerja sama aset di Pelabuhan Petikemas Kariangau Balikpapan. Menurut Akmal, MBS harus bisa memetakan pola kerja sama yang paling menguntungkan bagi daerah dan berbanding lurus dengan nilai aset yang dikerjasamakan.
Sehingga dengan begitu, kontribusi MBS untuk penerimaan daerah tidak hanya sebesar Rp11 miliar seperti direncanakan tahun ini. Sementara MBS memiliki total aset lebih dari Rp1 triliun secara keseluruhan.
“Berapa nilai aset MBS keseluruhan? Logika saya bagaimana kalau kita sewakan ke swasta. Coba berapa totalnya kalau disewakan ke swasta? Ini bisnis. Siapa yang bisa kasih besar ke pemerintah, itu yang benar. Kalau dikelola KKT kecil, dikelola MBS lebih kecil, mungkin dikelola swasta bisa jauh lebih besar. Tolong dihitung lagi,” kritik Akmal.
“Buat komparasi. Dari seluruh aset yang dimiliki, mana yang lebih produktif? Kita kelola sendiri, pihak kedua atau kita sewakan?” tanya Akmal.
Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri itu juga meminta agar PT KTMBS lebih tegas terkait kepemilikan lahan mereka, seperti lahan eks Puskib di Balikpapan. Sekalipun persoalan hukum terus berjalan, lahan itu tetaplah milik MBS.
“Kita harus berdaulat di sana. Jangan lemah, itu tanah kita kok,” tegas Akmal lagi.
Di sisi lain, Dirut PT KTMBS Aji Abidharta Hakim menjelaskan pihaknya terus berupaya menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi perusahaan daerah itu, termasuk soal aset. Abi juga menguraikan rencana prospektif jangka panjang. Antara lain terkait material trading untuk kebutuhan Ibu Kota Nusantara (IKN) seperti pasir, batu pecah dan semen.
Mereka pun sudah menjalin kerja sama untuk memenuhi kebutuhan material untuk pembangunan IKN tersebut. Mereka juga menggalang kerja sama dengan perusahaan-perusahaan swasta di sekitar IKN untuk rencana kerja sama ini.
“Kami baru akan merintis kerja sama ini. Prospeknya sangat bagus dan kami sudah menjalin kerja sama dengan Kobexindo untuk pengadaan semen. Untuk batu pecah juga banyak tersedia di Kutai Timur. Kita diuntungkan karena lebih dekat dari Palu dan daerah lainnya,” ungkap Abi, sapaan akrabnya.
Bukan hanya itu, Abi juga menjelaskan rencana bisnis lainnya, antara lain pemanfaatan lahan eks Lamin Indah menjadi mal dan hotel, pengoperasian SPAM Maloy di Kutai Timur, pembukaan Kios Sigap di Balikpapan, Penajam Paser Utara, Berau dan tambahan satu Kios Sigap lagi di Samarinda. Di Samarinda sebelumnya juga telah disiapkan Kios Sigap di Pasar Segiri. MBS juga berencana menjadi Food Station yang akan membeli hasil panen petani untuk mengamankan stok pangan lokal dan membantu kesejahteraan petani.
“Kami juga akan mengajukan PKS dengan UPB APT Pranoto untuk parkir inap dan PKS trading material dengan PT Kutai Ready Mix. Kami mohon dukungan Pak Pj Gubernur,” harap Abi.
Sedangkan saat RUPS PT MMP Kaltim, Akmal Malik menyoroti efektivitas perencanaan, terutama dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Pasalnya, dari target pendapatan Non-PI (Participating Interest) sebesar Rp112,9 miliar, pada Oktober ini MMP melakukan penyesuaian menjadi Rp58,5 miliar. Penyesuaian penurunan ini, disebabkan oleh kegagalan dalam beberapa tender proyek yang urung dimenangkan.
“Mengapa MMP merencanakan sesuatu yang di dalamnya masih besar potensi kalahnya. Ini yang saya koreksi. Berarti perencanaan kita masih kurang,” kritik Akmal.
Direktur Utama PT MMP Kaltim Edy Kurniawan menjelaskan, meski kalah dalam beberapa tender, tapi mereka tetap bekerja keras untuk mendapatkan proyek sama di tempat yang lain, meski dengan pola KSO (kerja sama operasi).
“Alhamdulillah, kami masih bisa mengumpulkan laba kotor sebesar Rp24,4 miliar,” ungkap Edy Kurniawan diamini jajaran direksi lainnya. (sul/ky/adpimprov kaltim)

Bagikan Postingan ini :
26